“bekerjasama” dengan bayi, juga memahami teknik menyusui yang benar.
Memiliki payudara yang sempurna adalah impian semua wanita. Selain membuat percaya diri dan menyenangkan pasangan, payudara berguna sebagai penghasil ASI bagi buah hati. Dan meski bayi tidak menyusui pada puting, namun puting membantu penghisapan air susu.
Tiga Jenis
Pada dasarnya, menurut dr. Karina F Moegni, SpBP., spesialis kecantikan dari Klinik Kecantikan dari Rumah Sakit Royal Progress , ada tiga jenis puting pada payudara perempuan. Pertama, bentuk normal di mana puting secara keseluruhan tampak menonjol melebihi permukaan areola. Kondisi ini berlangsung dalam keadaan normal maupun ketika terjadi rangsangan, seperti rangsang dingin ataupun rangsang seksual. Kedua, bentuk datar alias puting datar dan tetap tidak berubah bentuk bahkan setelah dilakukan pinch test , yaitu penekanan daerah areola sekitar 2 cm di luar puting. Ketiga, bentuk inversi atau terbalik yang juga dikenal dengan istilah puting terbenam (inverted nipple ) di mana puting tertarik ke dalam atau mencekung saat dilakukan pinch test .
Dua jenis puting yang disebutkan terakhir termasuk tidak normal dan terbagi ke dalam beberapa bentuk, seperti:
Dimpled : Puting yang terlihat menonjol sebagian namun masih dapat ditarik keluar meski tidak dapat bertahan lama.
Unilateral: Hanya satu sisi payudara yang memiliki puting yang tertarik ke dalam.
Inverted Nipple
Terbagi menjadi tiga jenis, yakni:
Grade 1 : Puting tertarik ke dalam tapi mudah untuk ditarik dan dapat bertahan cukup baik tanpa perlu tarikan. Sayangnya, tekanan lembut di sekitar areola atau cubit lembut pada kulit dapat menyebabkan puting mundur kembali.
Grade 2: Puting yang tertarik ke dalam dan masih bisa ditarik keluar, namun tidak semudah grade 1. Setelah tarikan dilepas, puting akan mundur kembali.
Grade 3: Puting jenis ini posisinya sangat tertarik ke dalam dan sulit untuk ditarik keluar apalagi mempertahankan posisinya.
Yang paling sering adalah akibat pendeknya saluran ASI (duktus laktiferus ). Kelainan ini merupakan bawaan sejak lahir. Puting tertarik ke dalam juga bisa terjadi setelah menyusui. Penyebabnya bisa karena kulit payudara di sekitar puting menjadi longgar sehingga membuat puting terlihat masuk ke dalam.
Masih Bisa Menyusui
Penelitian menunjukkan, sekitar 28 sampai 35 persen dari wanita yang hamil untuk pertama kalinya, memiliki puting yang tidak menonjol sempurna. Namun seiring usia kandungan di mana kulit menjadi lebih elastis, hanya 10 persen di antaranya yang tetap mempunyai inverted nipple .
Kabar baiknya, inverted nipple tidak akan mengganggu kenikmatan seksual dan bahkan mungkin tidak akan bermasalah dengan menyusui. Pasalnya, tak sedikit wanita dengan inverted nipple akhirnya putingnya keluar dan bisa menyusui. Hal ini dapat terjadi sementara atau menjadi permanen asalkan teknik menyusui sudah tepat.
Calon ibu bisa menarik puting ke luar pada saat hamil trimester akhir (lebih dari 7 bulan) dengan cara memegang payudara tepat di ujung aerola dengan jempol dan telunjuk. Pijat dengan lembut ke arah puting sampai puting keluar, atau lakukan pinch test .
Paska melahirkan dan sesaat sebelum menyusui, lakukan tekanan atau hisapan manual untuk menonjolkan puting agar mudah dihisap bayi. Caranya pegang puting dan pijat puting antara jempol dan jari telunjuk selama 30 detik, kemudian sentuh dengan kain basah dingin segera sebelum menyusui.
Biasanya setelah menyusui beberapa minggu, puting akan eversi dengan sendirinya dan tindakan penekanan atau hisapan manual sebelum menyusui ini mungkin tidak diperlukan lagi. Sebagai catatan, ibu berputing datar harus mempertimbangkan menggunakan pelindung puting (nipple shield ) sementara pada waktu menyusui.
Jika puting memang inverted sekalipun Anda sudah memijatnya keluar berulangkali, disarankan untuk meminta bantuan dari konsultan laktasi. Adapun jalan terkahirnya adalah penanganan secara khusus dengan cara rekonstruksi dengan tindakan pembedahan (operasi).
Masalah Lain pada Puting
Beberapa masalah lain pada puting juga tak bisa dianggap remeh. Berikut beberapa penyebab dan cara mengatasinya:
Puting Lecet
Biasanya terjadi karena isapan bayi yang terlalu kencang, gigitan bayi, goresan benda tajam, kuku ibu, atau kuku bayi, dan saat bayi terbiasa mengempeng pada payudara ibu.
Cobalah menekan sedikit payudara hingga cairan ASI keluar dan oleskan ASI ke seluruh area puting. ASI mengandung zat anti bakteri dan zat penutup luka, sehingga luka lecet dapat sembuh segera (1-2 hari).
Puting Kering
Pada saat mandi, puting dibersihkan dengan sabun, padahal kandungan pH-nya tinggi dan bisa menyebabkan kulit puting kering. Lebih baik, susui bayi sesegera mungkin setelah mandi. Saat ASI keluar, kelenjar prolaktin pada ASI akan menghasilkan minyak dan dengan bantuan lidah bayi, minyak akan melumasi bagian puting. Selain itu, lakukan pijat dengan menggunakan baby oil secara rutin.
Puting Bocor
Biasanya disebabkan tusukan benda tajam yang menyebabkan puting berlubang sampai terjadi luka dalam, sehingga ibu perlu pengobatan yang intensif. Segeralah kunjungi klinik laktasi untuk mendapatkan penanganan yang memadai.