Tidak ada manusia yang setuju untuk melewati kehidupan ini seorang ini. Suara fitrah hati dan logikanya menyatakan dan akan selalu menuntut sebuah kesempurnaan, yaitu pasangan hidup. Betapa indah jika dalam hidup ini kita menemukan seseorang yang begitu mengerti dan menerima apa adanya kita, dan itu berarti menjadi sebenar-benarnya pengisi kekosongan kita sebagai pribadi yang "setengah". Kehadiran manusia lain tersebut dalam hidup kita menjadikan kita merasa "satu" dan genap.
Dan sebagai seorang yang berpasangan, siapa yang tidak ingin hadirnya sebuah rasa saling pengertian?. Semuanya pasti menginginkannya, bahkan pada pribadi yang jahat dan yang tidak pernah mengerti orang lain sekalipun, dalam hati kecilnya dia sangat membutuh kan pengertian dari orang lain, terkhusus adalah dari keluarganya sendiri. Ya begitulah adanya, walaupun hal itu secara tidak langsung mengindikasikan gambaran keegoisan dari seseorang, namun disadari atau tidak sebuah pengertian sangatlah menjadi salah satu pondasi dasar dari harmonisnya hubungan rumah tangga. Pengertian timbul karena kerelaan hati menjadikan pasangan kita bukan hanya sebagai suami lengkap dengan sederet atribut hak dan kewajibannya, namun keakraban dan kedekatan akan lebih terasa jika kita dapat menjadikan hubungan itu sebagai sebuah persahabatan yang akrab.
Sahabat berarti berbagi, berbagi kebahagiaan, kesukaan, beban dan atau kesedihan. Banyak orang yang merasa lebih nyaman saat berada bersama sahabatnya. Mereka dapat melakukan apapun dan menjadi begitu sangat terbuka saat berkumpul bersama, tentu saja dengan menanggalkan semua gengsi dan aturan yang terasa begitu mengikat. Jarakpun terasa sangat dekat sekali. Rasanya tak ada yang lebih memahami dan mengerti kecuali saat bersama sahabat. Namun ketika mereka kembali dalam rumah tangga,mereka menjadi pribadi yang berbeda. Entah karena tuntutan kewajiban atau alasan apapun yang lain, akhirnya mereka menjadi bukan diri mereka sendiri. Pertanyaan yang muncul kemudian, berapa lama mereka akan bertahan dalam hidup seperti itu? semua orang butuh menjadi diri sendiri dan diterima oleh orang lain dalam apa adanya mereka. Dan ternyata begitulah, menjadi sahabat dari pasangan terdekat kita yaitu suami ternyata sangatlah dibutuhkan.
Menjadi sahabat berarti menerima sepaket apapun yang dianugrahkan Allah kepada pasangan kita. Semua orang pasti memiliki kekurangan dan kelebihan. Seorang sahabat akan dengan pintar memaklumi dam selanjutnya mengolah semua itu supaya partnernya menjadi pribadi yang lebih baik dimasa depan.
Menjadi sahabat berarti berani mendidik diri menjadi pengayom dan pendengar yang baik. Tidak perduli itu wanita ataupun pria, semua manusia punya saat dimana mereka akan merasa jatuh dan atau terpuruk. Disinilah arti "pekerjaan" seorang sahabat yang akan menjadi penyemangat sekaligus semangat untuk mengembalikan partnernya untuk tegak berdiri kembali seperti semula.
Menjadi sahabat berarti melengkapi. Betapa banyak pasangan yang ingin menjadikan pasangannya sebagai obyek pelampiasan dari obsesi atau egonya sendiri. Ketika melihat pasangannya melakukan hal yang bersinggungan dengan keinginannya, seketika itu meledaklah amarahnya. Namun, bukankah pernikahan itu adalah melengkapi bukan merubah?.
Menjadi sahabat berarti setia. Dimanapun dan kapanpun, seorang sahabat akan selalu merindukan sahabatnya. rasa pengertian dan suasana yang ketika bersamanya, tidak akan didapat saat berada bersama orang lain. Dan itulah yang akan membuat kita selalu akan mencintai pasangan kita.
Maka jadikanlah pasangan kita sebagai sahabat terbaik, dan jadilah sahabat yang baik untuk pasangan kita. Seorang sahabat yang ketika orang lain meremehkan, merendahkan dan atau memandang sebelah mata diri kita tentang apapun, dia akan selalu dengan tangan terbuka menerima dan membahagiakan kita apa adanya tanpa topeng dan syarat apapun.
(syahidah/voaislam)